Selasa, 22 Mei 2012

Sengketa Internasional

Sengketa Ambalat

Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Anifah Aman, mengatakan, pemerintah Indonesia tidak pernah secara resmi memprotes dugaan pelanggaran batasoleh pasukan Malaysia di perairan Ambalat. Sejauh ini, kata Anifah, tuduhanitu hanya dibuat oleh media di Indonesia.Seperti dikutip dari laman harian The Star.
Selasa 16 Juni 2009, Anifahmengatakan, media Indonesia dikenal memainkan isu, apalagi jelangpemilihan umum presiden di Indonesia. Anifah yakin, publisitas berlebihansekarang terkait dengan pemilihan presiden bulan depan.Bahkan, nama Ambalat diciptakan oleh media Indonesia, merujuk pada blokkonsesi gas dan minyak di wilayah yang menjadi pertikaian tersebut.Sedangkan badan maritim Malaysia menyebutnya sebagai Laut Sulawesi.Malaysia memilih jalur diplomatik untuk membicarakan isu tersebut, kata Anifah, dan Malaysia telah mengeluarkan 13 nota protes atas pelanggaranbatas oleh pasukan maritim Indonesia. Nota protes telah dilayangkan sejak2007, dan yang terbaru adalah nota protes yang dikeluarkan April lalu.Dua negara ini berusaha mencari solusi melalui komite teknis gabungan, kata Anifah dalam konferensi pers, kemarin. Dia menjelaskan, komite teknis telahbertemu 13 kali sejauh ini. Pertemuan ke-14 yang akan diadakan di Malaysiabulan depan. Malaysia berharap, pertemuan berikutnya bisa menemukansolusi. Kementrian Luar Negeri Malaysia, kata Anifah, telah memintakementrian berwenang untuk meminta semua badan maritim Malaysia untukmenjauh dari perairan konflik itu untuk saat ini.Pernyataan bahwa kapal perang Malaysia masuk ke wilayah kedaulatanIndonesia disampaikan rilis TNI Angkatan Laut yang menyebut kapal PerangTNI Angkatan Laut, KRI Untung Surapati-872 menghalau kapal perang milikTentara Diraja Laut Malaysia, KD Yu-308 di perairan Blok Ambalat padaSenin 25 Mei 2009.Dalam rilis yang sama, disampaikan selama periode Januari-April 2009 telahada sembilan kali pelanggaran kapal Malaysia. Beberapa hari kemudian,

Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno,mengatakan pelanggaran Malaysia pada 2007 sebanyak 76 kali, pada 2008,ada 23 kali, sedangkan pada 2009 sudah 11 kali. Malaysia mengklaim Ambalat sebagai wilayah kedaulatannya berdasarkan peta sepihak yangdibuat Malaysia pada 1979. Peta sepihak itu tak hanya memicu sengketadengan Indonesia, tapi juga dengan negara tetangga Malaysia lainnya yakniSingapura, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar