Selasa, 24 April 2012

Pengolahan Limbah Cair

CARA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
(PENYARINGAN)

BAB 1
Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG
Permasalahan lingkungan hidup akan terus  muncul secara serius diberbagai
pelosok bumi sepanjang  penduduk bumi tidak segera memikirkan dan mengusahakan
keselamatan dan keseimbangan lingkungan. Demikian juga di Indonesia, permasalahan
lingkungan hidup seolah-olah seperti dibiarkan menggelembung sejalan dengan intensitas
pertumbuhan industri, walaupun industrialisasi itu sendiri sedang menjadi prioritas dalam
pembangunan. Tidak kecil jumlah korban ataupun kerugian yang justru terpaksa
ditanggung  oleh masyarakat luas tanpa  ada konpensasi yang sebanding dari pihak
industri.
        Walaupun  proses  perusakan  lingkungan tetap terus berjalan dan kerugian yang
ditimbulkan harus ditanggung oleh banyak pihak, tetapi solusinya yang tepat  tetap saja
belum bisa ditemukan. Bahkan di sisi lain sebenarnya sudah ada perangkat hokum yaitu
Undang-Undang Lingkungan Hidup, tetapi tetap saja pemecahan masalah lingkungan
hidup menemui jalan buntu. Hal demikian pada dasarnya disebabkan oleh adanya
kesenjangan  yang tetap terpelihara menganga antara masyarakat, industri dan pemerintah
termasuk aparat penegak hukum.
Kesan pelik semakin jelas bisa dilihat apabila kita mencoba memperhatikan
respon maupun persepsi para pihakn yang berwenang mengenai permasalahan lingkungn
hidup, baik hakim, jaksa, kepolisian, pengacara, pengusaha maupun masyarakat umum.
Respon dan persepsi mereka mengenai konsep, konteks, substansi dan pensangannan
terhadap lingkungan hidup sangant berbeda dan beragam. Padahal untuk menangani
suatu kasus lingkungn hidup, misalnya pencemaran suatu sungai, segnap pihak  yang
berwenang menanganinya harus mempunyai visi dan persepsi yang sama mengenai
lingkungan hidup, sehingga bisa diperoleh solusi  yang optimal dan dirasakan adil bagi
berbagai pihak.


1.2 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Untuk mengelola air limbah secara baik diperlukan keterpaduan dari berbagai macam
disiplin ilmu pengetahuan baik yang bersifat teknis administrative maupun bersifat teknis
operasional, dalam pembuatan makalah ini  penulis hanya membahas pengelolaan limbah
cair yang bersifat operasional  pada industri:
- Industri Pulp dan Kertas
- Industri Kelapa Sawit

1.3 TUJUAN
       Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel tercampur,
serta membunuh organisme pathogen. Selain tujuan di atas, pengolahan air limbah juga
bertujuan untuk menghilanhkan bahan nutrisi, komponen beracun serta bahan yang tidak
dapat didegrasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah.

2.1 PENGERTIAN
      Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal
dari industri, air tanah, air permukaan  serta buangan lainnya, dengan demikian air
buangan  ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.

2.2 JENIS-JENIS AIR LIMBAH 
      Air  limbah  berasal  dari  dua  jenis  sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air
limbah  industri. Secara umum didalam limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat
berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang
mengandung zat-zat yang berbahaya dan yang tidak.
Untuk yang mengandung zat-zat  yang berbahaya harus dilakukan penanganan
khusus tahap awal sehingga kandungannya bisa di minimalisasi terlebih dahulu sebelum
dialirkan ke sewage plant,  karena zat-zat berbahaya itu bisa memetikan fungsi mikro
organisme yang berfungsi menguraikan senyawa-senyawa di dalam air limbah. Sebagian
zat-zat berbahaya bahkan kalau dialirkan  ke sawage plant hanya melewatinya tanpa
terjadi perubahan yang berarti, misalnya logam berat.
Penanganan limbah industri tahap awal  ini biasanya dilakukan secara kimiawin
dengan menambahkan zat-zat kimia yang bisa mengeliminasi zat-zat  yang berbahaya.

2.3 Secara Biologis
Air limbah dilewatkan melalui penyaringan yang menetes (trickling filter) atau
dimasukkan ke dalam tangki Lumpur aktif untuk menghilangkan komponen yang berbau.
Penggunaan  menara khusus dapat dipergunakan untuk menangkap  bau, adapun jenis
menara itu diisi dengan media plastik yang bervariasi sebagai tempat tumbuhnya bakteri.

 Pengolahan Limbah Cair
         Kadang-kadang  aliran  limbah  perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi
konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung sulfida
dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena
tidak perlu dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat
diendapkan dengan menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH tinggi.
 Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan, melarutkannya kembali
dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan. Proses pengolahan primer lain
mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan untuk mengurangi BOD dan memperoreh
padatan kembali. Pengolahan secara kimia dengan menggunakan tawas, kapur tohor,
fero-chlorida atu polielektrolit lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD. Sistem
pengolahan secara biologi bekerja efektif. Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin
besar. Karena itu, harus digunakan sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem
anaerob efektif, tetapi akan mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah
pemukiman. Sistem-sistem parit oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan Lumpur
teraktifkan sudah banyak digunakan. Danau  (anaerob dan aerob) meruopakan sistem
yang murah dan efektif, apabila dirancang dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah
tersedia. Apabila diperlukan, dapat digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat
nitrogen yang tinggi. 
Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan
pengayakan mikro untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.
  
2.4 EFEK BURUK AIR LIMBAH
       Sesuai  dengan batasan air limbah  yang merupakan benda sisa, maka sudah barang
tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan
tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena
apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan,
baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.

2.5 Gangguan Terhadap Kesehatan
         Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak
penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini ada yang hanya
berfungsi sebagai media pembawa  saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis
infektiosa, serta schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu
sendiri  banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti:

1. Virus
Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus
penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil
pengolahan (effluent) pengolahan air.

2. Vibrio Cholera
Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran  melalui air limbah
yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera.

3. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b
Merupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat
di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air
dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit
typhus.   
  
4. Salmonella  Spp 
Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri  banyak terdapat pada
air hasil pengolahan.

5. Shigella Spp
Adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang tercemar.
Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran
manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah.

6.   Basillus Antraksis
Adalah penyebab penyakit  antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan
terhadap pengolahan.

 7. Brusella Spp
Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan
keguguran (aborsi) pada domba.

8. Mycobacterium Tuberculosa
Adalah penyebab penyakit tuberculosis  dan terutama terdapat pada air limbah yang berasal dari sanatorium.

9. Leptospira
Adalah penyebab penyakit weii dengan  penularan utama berasal dari tikus selokan .
10. Entamuba  Histolitika
Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui
Lumpur yang mengandung kista.

11. Schistosoma Spp
Penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat
melewati pengolahan air limbah.

12. Taenia Spp
Adalah  penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan
terhadap cuaca.

13.  Ascaris Spp. Enterobius Spp
Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan
dan Lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia.


         Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit maka air limbah
juga dapat mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau dan bahkan
suhu yang tinggi serta bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar. Keadaan
demikian ini sangat dipengaruhi oleh sumber asal air limbah. Kasus yang terjadi
di Teluk Minamata pada tahun 1953 adalah contoh yang nyata di mana para
nelayan dan keluarganya mengalami gejala penyempitan ruang pandang,
kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Kejadian yang demikian adalah sebagai  akibat termakannya ikan oleh nelayan,
sedangkan ikan tersebut telah mengandung air raksa sebagai akibat termakannya
kandungan air raksa yang ada di dalam teluk. Air raksa ini berasal dari air limbah
yang tercemar oleh adanya pabrik yang menghasilkan air raksa pada buangan
limbanya. Selain air raksa masih banyak lagi racun lainnya yang dapat
membahayakan kesehatan manusia antara lain:

1. Timah Hitam
Apabila manusia terpapar oleh timah  hitam, maka orang tersebut dapat
terserang penyakit anemia, kerusakan  fungsi otak, serta kerusakan pada
ginjal.
         
2. Krom
Krom dengan senyawa bervalensi tujuh lebih berbayaha bila dibandingkan
dengan krom yang bervalensi tiga. Apabila terpapar oleh krom ini dapat
menyebabkan kanker pada kulit dan saluran pencernaan.

3. Sianida
Senyawa ini sangat beracun terhadap manusia karena dalam jumlah yang
sangat kecil sudah dapat menimbulkan keracunan dan merusak organ hati.


2.6 Gangguan terhadap  Kehidupan Biotik

Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang  terlarut di dalam air limbah. Dengan
demikian  akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan
terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian
kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air  dapat juga
karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut. Selain matinya ikan
dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau
tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan sendiri
yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat. Sebagai akibat
selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan. Selain bahan-bahan kimiayang
dapatmengganggu kehidupan di dalam air, maka kehidupan di dalam air juga dapat
terganggu dengan adanya pengaruh fisik  seperti adanya tempertur tinggi yang
dikeluarkanoleh industri yang memerlukan proses pendinginan.  Panasnya air limbah
dapat mematikan semua organisme apabila tidak dilakukan pendinginan terlebih dahulu
sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.

2.7  Gangguan Terhadap Keindahan
            Dengan  semakin  banyaknya  zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang
memproduksi bahan organic seperti tapioca, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah
yang berupa bahan-bahan  organic  dalam  jumlah yang sangat besar. Ampas yang
berasal dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke
saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Selama  waktu
tersebut  maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat organic yang ada
didalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau  hasil pengurangan dari zat
organic yang sangat menusuk hidung.
             Disamping  bau  yang  ditimbulkan, maka dengan menumpuknya ampas  akan memerlukan tempat yang banyak dan  mengganggu keindahan  tempat sekitarnya.
Pembuangan yang sama akan dihasilkan oleh perusahaan yang menghasilkan minyak dan
lemak, selain menimbulkan bau juga menyebbkan tempat di sekitarnya menjadi licin.
Selain bau dan tumpukan ampas yang menggangu, maka warna air limbah yang kotor
akan menimbulkan gangguan pemandangan yang tidag kalah besarnya.Keadaan yang
demikian akan lebih parah lagi, apabila pengotoran ini dapat mencapai daerah pantai
dimana daerah tersebut merupkan derah tempat rekreasi bagi masyarakat sekitarnya.
Pada bangunan pengolah air limbh sumber utama dari bau berasal dari :

1.     Tangki pembusuk air limbah yang berisikan  hydrogen sulfida air dan bau-bau lain
yang melewati bangunan pengolahan.
2.    Tempat pengumpulan buangna limbah industri.
3.    Bangunan penangkap pasir yang tidak dibersihkan.
4.    Buih atau benda  mengapung yang terdapat pada tangki pengendap pertama.
5.    Proses pengolahan bahan organic.
6.    Tangki  pengentalan (thickener) untuk mengambil Lumpur. 
7.    Pembakaran limbah gas yang menggunakan suhu kurang dari semestinya.
8.    Proses pencampuran bahan kimia.
9.    Pembakaran Lumpur.
10.  Penimbunan Lumpur  dan pengolahan Lumpur  melalui proses pengeringan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar