Minggu, 02 Oktober 2011

bila aku harus mengiklaskanmu

 Tidak pernah aku sadari

Tidak pernah aku mengerti
Saat kamu tinggalkanku sendiri
Hati ini sepi tanpamu disisi

Tidak pernah terfikir kau akan meninggalkanku
Pergi, menghilang jauh dari hidupku
Sendiri ku meneteskan air mata disudut ruangan itu
Tanpa adalagi bahu sandaranku

Aku terus menangis malam itu
Sendiri tanpamu yang biasa mengusap air mataku
Aku terus menangis malam itu
Saat aku duduk memandang kenangan kita

Aku tahu perbedaan itu pasti ada
Tetapi aku tidak pernah mempermasalahkan itu diantara kita
Aku tidak pernah berfikir untuk jauh darimu
Tapi aku belajar untuk menjaga hatiku untukmu


Pagi itu di sekolah tepatnya di depan pintu gerbang
Fina : "Ara mata kamu kok sembab kenapa?"
Ara : "gak papa, mungkin masih ngantuk" dengan sedikit senyum yang menghiasi wajah Ara
Ara adalah gadis yang berusia 17 th. Dia tidak terlalu cantik, dengan rambut ikal yang selalu menghiasinya, Ara baik, Ara juga anak yang periang. Tapi hari itu wajahnya terkihat tidak begitu sehat. Tampaknya Ara sedang memikirkan sesuatu. Sesampainya di kelas Fina yang tidak lain adalah sahabat baik Ara, bertanya lagi kepada Ara.
Fina : "Kamu kenapa Ar?"
Ara : "Gakpapa, memang kenapa?"
Fina : "Kamu terlihat pucat dan tidak sehat"
Ara : "oh .. mungkin kurang tidur tadi malam" Ara menjawab pertanyaan sahabat dengan senyuman
Ara perlahan meletakkan kepalanya diata meja dengan tangan sebagai tumpuan dan Ara tertidur. Ara tidak sadar kalau 15 menit yang lalu bel sekolah sudah berbunyi
Fina :  "Ar, bagnun. Pak ahmad udah masuk"
Ara : "Masya Allah, kenapa baru dibangunin?" Ara terlihat panik da Guru Matematikanya mengetahui bahwa Ara baru saja terbangun.
Pak Ahmad : "Ara, kamu sakit?"
Ara : "Tidak pak, mungkin hanya kurang tidur. Pak saya ijin ke toilet mau cuci muka"
Pak Ahmad : "Fina, temani Ara"
Ara : "makasih pak"
Ara dan Fina berjalan keluar kelas, dan menuju ke kamar mandi
Fina : "Sebenarnya kamu kenapa sih Ar? Cerita, mungkin bisa buat kamu lebih tenang"
Ara terdiam dan terus berjalan ke kamar mandi. Sesampainya dikamar mandi, Ara mulai meneteskan airmata
Fina : "Ara, kamu kenapa? Cerita ya" sambil menghadapkan wajah Ara ke wajah Fina, dan Fina mengusap airmata Ara.
Ara : "Ibas Fin" Ara menyebutkan nama pacarnya dan tangisannya pun meledak
Fina : "diapain lo sama dia?"
Ara : "aku putus sama Ibas" sambil memeluk Fina
Fina : "udah jangan nangis lagi, sekarang hapus airmatanya. terus kita pelajaran dulu nanti pulang sekolah aku mampir rumah kamu, terus ceritain semua"
Ara berjalan kembali ke kelas sembari menghapus airmatanya.

Jam pulang sekolah pun tiba. Ara dan Fina langsung menuju kerumah Ara. Sampai di kamar Ara, Ara mulai menangis lagi.
Fina : "wah ... banyak banget foto kamu sama Ibas yang kamu tempel di tembok ya Ar"
Ara : "iya"
Fina : "Gimana? Sekarang cerita semua ya"
Ara : "Kemarin sabtu  Ibas masih kerumahku, kita masih becanda bareng, pas Ibas pulang aku masih bilang sama dia "Aku sayang sama kamu", Ibas jawab itu sambil liat mataku, dia jawab "Aku juga sayang kamu" Terus Ibas pamit pulang, disitu sikap dia biasa aja. Siapa yang ngira kalo malemnya dia sms "maaf aku tadi bohong karna aku nyari alesan biar putus sama kamu, aku pengen putus dari kamu tapi aku gatau caranya, makanya aku bohong" aku langsung balesin "yaudah putusin aku sekarang, kasi aku alesan biar aku yakin". Mulai pas itu dia gak bales smsku lagi fin. Kamu bayangin kan gimana rasanya? Terus minggu pagi aku pas baca koran, pas aku baca zodiakku, di percintaannya ada tulisan "LEPASKANLAH!" saat itu juga aku langsung sms Ibas "Aku bilang ini karena aku sayang sama kamu. KITA PUTUS. Cari cinta yang buat kamu nyaman dan buat kamu bahagia" Mulai saat itu udah gak kontek lagi sama Ibas" Ara cerita sembari memeluk jaket Ibas yang dibawanya dan melihat foto yang ada di dinding kamarnya dan diapun menangis lebih keras dari sebelumnya.
Fina :" Sudahlah, Aku bakal bantu kamu buat lupain dia"
Fina terus berusaha selalu menghibur Ara tetapi sama saja, Ara tetap saja sedih

Seiring berjalannya waktu Ara mulai tampak ceria tetapi tidak seceria dulu. 3 bulan berau persis tanggal Ara dan Ibas jadian, Ibas pacaran sama adik kelasnya. Tanggal itu adalah angka yg paling Ara suka. Saat tahu Ibas sudah punya pacar, Ara hanya tersenyum dan tanpa Ara sadari, Ara meneteskan airmata.
Malam itu Ara terlihat diam, tetapi dia berusaha tersenyum. Saat itu dia melihat langit dari jendela kamarnya, dia juga menuliskan sesuatu

Tuhan ...
Jika benar aku mencintainya
Ijinkan aku melihatnya bahagia
Dengan wanita yang ada disampingnya

Tuhan ...
Jika boleh, ijinkan aku mengikhlaskannya
Demi aku dan demi dia
Aku tidak ingin mengganggunya

Sekarang sudah tidak ada lagi KITA
Yang ada hanya Aku dan Dia
Jangan biarkan aku terus mengharapkannya
Kini aku dijalanku dan dia dijalannya

Biarkan aku tetap bahagia tanpa dia
Biarkan dia bahagia dengan wanitanya
Aku yakin aku akan bahagia
Dengan laki-laki lain selain dirinya

Mulai saat itu Ara selalu mencoba menata hati, menjalani yang ada di hadapannya. Dia sudah tampak lebih eria dibanding sebelum-sebelumnya karena ada teman-teman yang selalu ada untuknya

created by:
Surya Pratiwi Kurniasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar